Masih Mau Jadi PNS (?)
Oleh : Oki Kurniawan
Profesi sebagai PNS masih menjadi favorit
sebagian besar orang di negeri ini. Dari mereka yang masih freshgraduate, alias masih fresh
from the campus, sampai mereka yang sudah malang-melintang bekerja di
perusahaan BUMN atau swasta. Sampai dengan emak-emak.
Seneng banget kalau punya anak atau menantu PNS.
Masih ingat ketika kuliah dulu?
ketika jiwa-jiwa progresif revolusioner masih bersemayam dalam dada, kita
seringkali ngedumel tentang kelakuan
para aparat-aparat birokrasi. Kita memandang bahwa aparat birokrasi adalah
pekerjaan yang tidak ada kerjanya. Dateng pagi, bikin kopi, baca koran. Siangan
dikit, jalan ke mall sambil makan siang. Agak sorean baru pulang ke kantor.
Nyampe kantor, ngobrol-ngobrol sama teman sebelah, kemudian cuss absen pulang.
Itulah fikiran kita terhadap para aparatur di negara kita ini.
Kita seringkali ngedumel, mengumpat,
dan marah-marah mengenai pekerjaan PNS. Namun, ironinya ketika ada pembukaan
CPNS, berbondong-bondong orang mendaftar. Dilansir dari laman kompas.com, Kepala Biro Humas BKN menyebutkan jumlah pelamar seleksi CPNS tahun 2018 berjumlah 4,4 juta orang.
Melihat pemberitaan tentang tes CPNS
tahun ini, banyak yang gagal dalam Seleksi Kompetensi Dasar. Penyebab yang
sering dilontarkan yaitu karena soal-soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP) yang
dinilai cukup sulit.
Dulu, ketika seleksi CPNS masih
dilakukan secara manual (ngebuletin pake
LJK, dikumpulin di stadion). Kita masih berkomentar seleksi penerimaan CPNS
belum terbuka, masih banyak terjadi unsur-unsur KKN, dan sebagainya. Kini,
ketika seleksi CPNS sudah dilakukan menggunakan aplikasi ‘kucing’ (CAT), sistem
yang terkomputerisasi, dimana hasil ujian juga sudah dapat diketahui saat kita
sudah selesai melakukan tes, dan juga sudah diumumkan secara terbuka. Masih ada
juga netijen yang “protes”. Mungkin benar, ada yang salah dengan kepribadian
kita. Maha benar netijen dengan segala kejulidannya. Hehehe… piiisss. Semoga ngga ada yang baper yeyy.
Motivasi Jadi PNS
Ada berbagai macam motivasi seseorang
untuk ikut seleksi atau tes CPNS. Ada yang termotivasi karena ingin menjadi
bagian dalam perbaikan negeri ini. Ada yang disuruh orangtua atau pasangannya.
Ada juga yang termotivasi supaya diterima menjadi menantu oleh camer. Dan
kebanyakan menjawab, karena PNS kerjanya lebih enak dan lebih aman (secure) dibanding bekerja di perusahaan
swasta, tunjangan besar dan ada uang pensiun. Banyak yang mengatakan di PNS
pekerjaannya masih bisa diajak santai atau kids zaman now menyebutnya, masih
bisa dibawa woless. Di PNS status pekerjaan lebih terjamin, dan ada uang
pensiun.
Hhhhm…. Ternyata, masih banyak
teman-teman (calon) peserta tes CPNS menganggap PNS adalah pekerjaan yang
santai, tunjangan GUEEEDEEEEE, serta adanya jaminan pensiun. Tapi apakah emang
bener seperti itu? Apakah PNS merupakan pekerjaan yang memberikan kenyamanan?
PNS Zaman Now
Hey Gaesss, seperti tagar yang sering dikampanyekan
oleh BKN dalam medsosnya, #ASNKiniBeda.
Ya, PNS zaman now di-set untuk
berbenah. Mulai dari namanya, PNS (Pegawai Negeri Sipil) kini sering disebut
juga dengan nama ASN (Aparatur Sipil Negara), lebih kereenn kan kedengerannya.
ASN hadir untuk membenahi wajah jadul
birokrasi. Wajah birokrasi yang koruptif, malas, dan berbelit-belit, harus segera
di-make over menjadi lebih bersih,
melayani, dan adaptif dengan perkembangan zaman. Apalagi saat ini kita sudah
memasuki era revolusi industri 4.0, birokrasi juga seharusnya berevolusi. Revolusi
Birokrasi 4.0, widihhhhhh
kuereeeeennnnnn.
Revolusi Industri generasi keempat
ini menghadirkan lingkungan yang berubah dengan cepat yang dicirikan dengan
dominannya peran mesin dan otomatisasi. Sebagai contoh, dulu, transaksi tol masih memakai
pembayaran tunai, yang dilayani oleh petugas di loket tol. Saat ini, masuk tol tinggal nempel kartu. Tidak diperlukan
lagi peran petugas yang ada di loket tol. Revolusi industri menggiring
pekerjaan-pekerjaan manual akan digantikan oleh proses otomatisasi. Dan
permintaan terhadap high-skilled employee
akan meningkat.
Deputi bidang SDM Aparatur KemenPANRB, Bapak Setiawan Wangsaatmaja dalam
paparannya saat acara Seminar Nasional Kajian Redistribusi ASN yang
diselenggarakan oleh LAN, menyebutkan bahwa aparatur negara harus high-skilled employee, supaya tidak tertinggal perkembangan zaman. Untuk menjadi ASN
yang masuk kedalam kategori high-skilled
employee, setidaknya ada 4 aspek yang perlu di-upgrade yaitu kemampuan literate,
inovation, collaboration, dan speed. Para
ASN saat ini harus banyak membaca dan belajar, bersifat inovatif, memiliki
kemampuan berkolaborasi dengan pihak lain serta memiliki kecepatan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun stakeholders yang lain.
Hal ini senada dengan semangat
pembangunan birokrasi Indonesia. Target yang akan dicapai di tahun 2024 adalah World Class Bureaucracy.
Nah, siapa yang bertugas me-make over wajah birokrasi? Sudah pasti
dan tentu saja adalah ASN. ASN sebagai aparatur negara memiliki tugas untuk
menyuguhkan wajah baru birokrasi kepada masyarakat. Mengemban tugas yang
sedemikian ini, tentu tidak bisa dicapai apabila ASN masih melakukan pekerjaan
yang biasa, business as usual. (Cieeeilaahhh bahasanya). ASN harus
keluar dari zona nyamannya.
Ketika peserta seleksi CPNS
dinyatakan lulus seleksi dan diterima di instansi yang dilamar, jangan pernah
berharap bahwa kenyamanan dalam bekerja akan dimulai. Justru, setelah masuk
menjadi bagian dari ASN, merupakan waktu dimulainya untuk tancap gas keluar
dari kamprett zone, eehhh comfort zone
maksudnya.
Mimpi menjadi birokrasi berkelas
dunia dapat terwujud apabila kita tidak dalam kondisi tertidur. Penting untuk
menjaga para ASN agar tetap terjaga, agar tidak terus-terusan berada di comfort zone yang bisa membuatnya
tertidur nyenyak. Para ASN diharapkan
mampu menjadi motor penggerak birokrasi dan tulang-punggung bangsa menuju
terwujudnya birokrasi berkelas dunia di tahun 2024.
Buat sobat muda ASN yang saat ini
sudah mulai bertugas dan berperan sebagai tulang punggung bangsa, jangan lupa
cari juga dimana “tulang rusukmu” berada. Karena, apalah artinya menjadi tulang
punggung tanpa memiliki tulang rusuk. mashooook pak eko. Peace…
😄✌
“Tinggalkan zona
nyaman,
teruskan
pembaharuan,
yang tidak
melakukan akan ditinggalkan”
-Inovasi Harga Mati -
Komentar
Posting Komentar